Perihal dan dasar subnating

August 13, 2018

Network address, adalah istilah dimana alamat IP address yang digunakan untuk mewakili dari sekumpulan host yang tergabung dalam jaringan. Fungsi dari Network Address ini yaitu untuk menandai sebuah network supaya bisa dibedakan dengan network yang lain, selain itu juga bisa digunakan untuk mengirimkan paket dari LAN ke LAN atau jaringan satu ke jaringan lain.

• Broadcast address, adalah alamat yang dipakai pada IP address untuk mengirim paket ke semua host yang terdapat di jaringan/LAN. Broadcast address tidak bisa digunakan untuk mengirim paket ke jaringan lain.

• Subnet mask, yaitu bagian IP address yang bisa memberikan informasi mengenai jumlah host dari sebuah jaringan. Contoh dari subnetmask, 255.255.255.0 (subnetmask desimal) kemudian dikonversi ke bilangan binary menjadi 11111111.11111111.11111111.00000000 (subnetmask biner).

Pada contoh tersebut bisa kita ketahui terdapat 8 bit angka biner nol, yang berarti jumlah host pada jaringan tersebut adalah 2^8 = 256 host. Karena bilangan tersebut berbentuk binary maka pemangkatan yang digunakan adalah 2.

• Classless Inter-Domain Routing (CIDR), adalah yang digunakan untuk mengalokasikan jumlah alamat yang terdapat pada blok tertentu. Seperti contoh 192.168.0.0/24, merupakan CIDR adalah “/24” sering disebut dengan notasi.

Kita bisa melihat jumlah host yang tersedia. /24 maka jika implementasikan ke bilangan biner menjadi 11111111.11111111.11111111.00000000, dengan melihat bilangan tersebut maka dapat kita ketahui jumlah host yang tersedia.

• Host valid / IP valid, yaitu alamat IP address yang dapat digunakan oleh host. Misal dalam rentang IP address 192.168.1.0/24, maka host jumlah host valid nya adalah 192.168.1.1 – 192.168.1.254. Sedangkan Ip address pertama 192.168.1.0 merupakan Network address dan IP address kedua 192.168.1.255 merupakan broadcast address.

• Power of 2, yaitu pemangkatan angka 2 dengan bilang mulai dari nol, 1, 2 dan seterusnya, yang penting bilangan tersebut haruslah angka genap positif. Yang mesti diingat dalam pemangkatan angka 2 adalah sebagai berikut:
2^0 = 1
2^1 = 2
2^2 =2 x 2 = 4
2^3 =2 x 2 x 2 = 8
2^4 = 2 x 2 x 2 x 2 = 16
2^5 = 2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 32
2^6 = 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 64
2^7 =2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 128
2^8 =2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 256
2^9 =2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 512
2^10 = 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 1024
Contoh kasus 1 : IP address class C Subnetting
Tentukan IP address yang akan mau disubnetting, misalnya 192.168.1.0/24. Agar lebih mudah memahaminya, saya gunakan CIDR dalam penulisan IP address nya. Sebelum lanjut, saya akan manampilkan CIDR secara lengkap.

Subnet mask    CIDR/Notasi
255.0.0.0                /8
255.128.0.0            /9
255.192.0.0            /10
255.224.0.0            /11
255.240.0.0           /12
255.248.0.0            /13
255.252.0.0            /14
255.254.0.0            /15
255.255.0.0            /16
255.255.128.0        /17
255.255.192.0        /18
255.255.224.0        /19
255.255.240.0       /20
255.255.248.0       /21
255.255.252.0      /22
255.255.254.0      /23
255.255.255.0      /24 ———–> # Awal dari Class C
255.255.255.128  /25
255.255.255.192  /26
255.255.255.224  /27
255.255.255.240  /28
255.255.255.248  /29
255.255.255.252  /30
Setelah itu kita lakukan subnetting terhadap ip private yang termasuk dalam class C.

IP address yang akan kita subnetting adalah 192.168.1.0/24

Subnet mask binner = 11111111.11111111.11111111.00000000
Subent mask decimal = 255.255.255.0
Jumlah Blok = 2^0 = 1
Jumlah host/blokl = 2^8 = 256
Jumlah host valid = 256 – 2 =254
Blok Pertama: (total host 192.168.1.0 s/d 192.168.1.255)
Network address = 192.168.1.0
Host Valid atau IP Valid = 192.168.1.1 s/d 192.168.1.254
Broadcast address = 192.168.1.255

Berikut ini adalah penjelasan dari cara perhitungan subnetting diatas.
1. Subnet mask binner (SM Binner)
Jumlah bit binner pada IP address adalah 32 bit, yang terbagi atas 4 oktet. Setiap oktet terdiri atas 8 bit yang dibatasi dengan titik atau dot. Berdasarkan CIDR atau notasi yang ditentukan diawal perhitungan tadi, yaitu /24. Maka bisa ditentukan bahwa Subnetmask binner adalah 11111111.11111111.11111111.00000000;

2. Subnet mask decimal (SM Decimal)
Subnet mask desimal merupakan konversi dari subnet mask binner. Karena Subnet mask binner adalah 11111111.11111111.11111111.00000000, maka subnet decimal 255.255.255.0;

3. Jumlah blok
Karena subnetting dilakukan pada kelas C, maka yang merupakan NET ID adalah tiga oktet pertama dan yang merupakan HOST ID. Perlu kita ketahui yang menentukan jumlah blok sebuah IP address adalah jumlah bit 1 pada HOST ID. Karena pada HOST ID tidak terdapat bit 1, maka jumlah blok pada ip address tersebut adalah 2^0 = 1.

4. Jumlah host/blok
Cara penghitungan jumlah host ini merupakan kebalik dari perhitungan jumlah blok. Untuk mencari jumlah host, yang perlu diperhatikan adalah jumlah bit 0 pada SM Binner diatas. Karena pada SM BInner tersebut terdapat 8 bit 0, maka jumlah host nya adalah 2^8 = 256.

5. Jumlah Host valid atau IP Valid
Jumlah total range IP address diatas adalah 256 yang terdiri atas 192.168.1.0 s/d 192.168.1.255; Untuk menentukan IP valid, maka Jumlah Host – 2 (network address dan broadcast address). Jadi Karena pada ip address terdapat 3 jenis address, yaitu network address, broadcast address, dan IP valid. Maka IP address tersebut dibagi menjadi 3 bagian, yaitu 192.168.1.0 sebagai network address, 192.168.1.255 sebagai broadcast address, dan yang menjadi range IP valid adalah 192.168.1.1 s/d 192.168.1.254;

Contoh kasus 2 : IP address yang akan kita subnetting adalah 192.168.1.0/25
Subnet mask binner = 11111111.11111111.11111111.100000
Subent mask decimal = 255.255.255.128 (didapat dari 2^7=128)
Jumlah Blok = 2^1 = 2
Jumlah host/blokl = 2^7 = 128
Jumlah host valid = 128 – 2 =126
Blok Pertama: (total range 192.168.1.0 sampai 192.168.1.127)
Network address = 192.168.1.0;
Host Valid atau IP Valid = 192.168.1.1 s/d 192.168.1.126
Broadcast address = 192.168.1.127
Blok Kedua: (total range 192.168.1.128 sampai 192.168.1.255) pada blok kedua, urutan host melanjutkan blok pertama.
Network address = 192.168.1.128
Host Valid atau IP Valid = 192.168.1.1 s/d 192.168.1.254
Broadcast address = 192.168.1.255

IP address yang akan kita subnetting adalah 192.168.1.0/26
Subnet mask binner = 11111111.11111111.11111111.11000000
Subent mask decimal = 255.255.255.192 {didapat dari (2^7) + (2^6) = 192 }
Jumlah Blok = 2^2 = 4
Jumlah host/blokl = 2^6 = 64
Jumlah host valid = 64 – 2 = 62
Blok Pertama: (total range 192.168.1.0 sampai 192.168.1.63)
Network address = 192.168.1.0;
Host Valid atau IP Valid = 192.168.1.1 s/d 192.168.1.62
Broadcast address = 192.168.1.63;
Blok Kedua: (total range 192.168.1.64 sampai 192.168.1.127) pada blok kedua, urutan host melanjutkan blok pertama.
Network address = 192.168.1.64;
Host Valid atau IP Valid = 192.168.1.65 s/d 192.168.1.126
Broadcast address = 192.168.1.127;
Blok Ketiga: (total range 192.168.1.128 sampai 192.168.1.191) pada blok ketiga, urutan host melanjutkan blok kedua.
Network address = 192.168.1.128;
Host Valid atau IP Valid = 192.168.1.129 s/d 192.168.1.190
Broadcast address = 192.168.1.191;
Blok Keempat: (total range 192.168.1.192 sampai 192.168.1.255) pada blok keempat, urutan host melanjutkan blok ketiga.
Network address = 192.168.1.192;
Host Valid atau IP Valid = 192.168.1.193 s/d 192.168.1.254
Broadcast address = 192.168.1.255;
Perihal dan dasar subnating Perihal dan dasar subnating Reviewed by fortunez on August 13, 2018 Rating: 5

Menjalankan CorelDraw

August 13, 2018

Menjalankan CorelDraw
1.      Klik Start – All Program – Corel Graphics Suite X3 – CorelDraw 13
2.      Klik CorelDraw X3
Tunggu beberapa saat, setelah proses berhasil, maka akan ditampilkan dialog menu
3.      Klik New bila anda akan membuat lembar kerja baru
4.      Klik Recently Used bila anda akan membuka dokumen yang sering anda buat atau anda edit
5.      Pilih Open Graphic bila akan membuka dokumen yang pernah anda buat
6.      Plih New From Template bila anda akan membuat dokumen dari template CorelDraw
7.      Klik Corel Tutor bila anda akan menjalankan tutorial CorelDraw X3
8.      Klik What New bila anda ingin mengetahui feature terbaru pada CorelDraw X3

Membuat Dokumen Baru
1.      Klik icon Open pada tampilan menu Welcome To CorelDraw, atau
2.      Klik menu File – New


Menyisipkan Halaman Baru
1.      Klik Layout – klik Insert Page
2.      Dialog menu insert page ditampilkan
3.      Isi Numeric Entries Insert untuk menentukan banyaknya halaman baru yang akan anda sisipkan
4.      Klik Radio Button Before bila anda akan menempatkan halaman baru di depan halaman yang terbuka
5.      Klik Radio Button After bila anda akan menempatkan halaman baru diletakkan dibelakan halaman yang terbuka
6.      Klik panah pada Page Numeric Entries untuk menunjuk halamn aktif
7.      Klik OK
Menjalankan CorelDraw Menjalankan CorelDraw Reviewed by fortunez on August 13, 2018 Rating: 5

Perintah Corel Menggunakan Keyboard

August 13, 2018
Ctrl + N = New (membuat page baru)
Ctrl + O = Open (membuka file)
Ctrl+S = Save (menyimpan file)
Ctrl+Shift+S = Save As (menumpukkan/menggandakan file disimpan)
Ctrl+I = Import (memasukkan(
Ctrl+E = Export (menyimpan gambar)
Alt+F4 = Exit (Keluar dari corel)
Ctrl+Z = Undo (satu kali artinya mundur 1 perintah, 2 kali mundur 2 perintah, dst…)
Ctrl+Shift+Z = Redo (maju langkah perintah sebelumnya)
Properties = Alt + Enter
Option = Ctrl+J
Fullscreen Preview/tampilan full = Ctrl+F9
Snap to Gird = Ctrl + Y
Group = Ctrl+G
Ungroup = Ctrl+U
Transformation Position = Alt+F7
Rotate = Alt+F8
Scale=Alt+F9
Size = Alt+F10
Object rata kiri = L
Object rata kanan = R
Object rata atas = T
Object rata bawah = B
Object rata tengah horisontal = E
Object rata tengah vertikal = C
Object rata di tengah halaman = P
Combine = Ctrl+L
Break Apart = Ctrl+K
Convert To Curves = Ctrl+Q
Gambar didepan Layer = Shift+PgUp
Gambar dibelakang Layer = Shift+PgDn
Forwad one = Ctrl+PgUp
Back one = Ctrl+PgDn
Format Karakter teks = Ctrl+T
Edit Teks = Ctrl+Shift+T
Masukan Karakter Simbol = Ctrl+F11
Convert Teks = Ctrl + F8
Spell Chek = Ctrl + F12
Simbol manager = Ctrl+F3
Refresh Windows = Ctrl+W
Perintah Corel Menggunakan Keyboard Perintah Corel Menggunakan Keyboard Reviewed by fortunez on August 13, 2018 Rating: 5

Mutasi warna

May 29, 2018
Bagaimana Mutasi warna tercipta ???

Berdasarkan genetika warna dibagi menjadi 5:
1. Dominant
2. Resesif
3. Incomplete Dominant
4. Co-dominant
5. Multifactorial.

1. Gen Dominant
Gen Dominan adalah Gen yang tampak dalam bentuk yang nyata (visual) dan bisa menutupi Gen ekspresi lainnya (Gen Resesif dalam istilah Lovebird Split).Gen ini mempunyai Factor penurun sifat. Single Factor dan Double Factor. Tidak ada Split Dominant.
Mutasi warnanya adalah  Pied dan slaty

2. Gen Resesif
Gen Resesif adalah gen yang tidak tampak secara visual jika dipasangkan dengan Gen Dominant biasanya di sebut SPLIT. Namun bisa menjadi visual jika dipasangkan dengan Gen resesif yang sama. Split biasanya diberi kode "I" atau "/". Mutasi warnanya adalah blue, Lutino, DEC, Pastel, Bronze Fallow, Faded, Rec.Pied, Dilute, pale Fallow Dan Dun Fallow

3. Incomplete Dominant
Gen Incomplete Dominant adalah Gen Dominant yang tidak sempurna yang bercampur menjadi satu dengan Gen lainnya. Gen ini akan selalu tampak secara Visual di semua warna burung. Gen ini mempunyai Factor penurun sifat. Single Factor dan Double Factor. Tidak ada Split incomplete Dominant.
Mutasi warnanya Violet, Dark Factor, Dominant edge (Spangle), Misty, Euwing

4. Co-dominant
adalah Gen resesif yang tidak bercampur menjadi satu dengan Gen resesif melainkan terpisah satu satu membentuk mutasi warna. Co-dominant terjadi pada burung LUtino, pastel, DEC dan Bronze fallow.  Co-dominant yang lain adalah Turquoise dan blue.

5. Multifactorial
Adalah Gen yang terbentuk secara tidak diduga dan tidak bisa dicetak secara sengaja. Terjadi begitu saja. Induk dapat menurunkan Gen Multifactorial tetapi Gen Multifactorial itu sendiri tidak bisa menurunkan keanaknya.
Mutasinya Half sider, molted

Berdasarkan Penentu kelamin dibagi menjadi 2
1. Non Sex-linked
Tidak mempunyai penentu kelamin. Jenis kelamin induk tidak berpengaruh pada kelamin anak.
Semua mutasi warna selain Biola

2. Sex-Linked
Sex-linked adalah Gen yang mempunyai Penentu Kelamin (Sex-Liked) dan RESESIF. Artinya jenis kelamin burung bisa ditentukan dari induk yang dipasangkan.
Mutasi warnanya adalah Biola


     style="display:block"
     data-ad-client="ca-pub-5088237462544084"
     data-ad-slot="1679126025"
     data-ad-format="auto">



Bagaimana persilangannya mutasinya???

Ilustrasi

1. Dominant x Dominant anak 100% Dominant
Green x Green anak 100% Green

2. Dominant x Resesif
Green x Blue maka anak 100% Green split blue (Green/Blue)
Warna yang muncul adalah Green warna biru tertutup.

3. Resesif x Resesif Anak100% resesive
Blue x Blue anak 100% Blue.

4. Incomplete dominant.
Persilangan dengan incomplete dominant :
A. Non Factor x Single Factor = 50% Non Factor dan 50% SF
B. Single Factor x Single Factor = 25% Non factor, 50% Single Factor dan 25% Double Factor
C. Single Factor x Double Factor = 50% Single Factor dan 50% Double Factor
D. Non Factor x Double Factor = 100% Single Factor
E. Double Factor x Double Factor = 100% Double Factor.

5 Sex-linked
Persilangan Sex-linked sama denga Opaline dan persilangan mutasi warnanya sama dengan Gen resesif.
Mutasi warna Mutasi warna Reviewed by fortunez on May 29, 2018 Rating: 5

Bilangan Biner dan Desimal

May 25, 2018
  • Pecahan desimal :

Adalah nilai desimal yang mengandung nilai pecahan dibelakang koma, misalnya nilai 183,75 adalah pecahan desimal yang dapat diartikan :


     style="display:block"
     data-ad-client="ca-pub-5088237462544084"
     data-ad-slot="4832124746"
     data-ad-format="auto">
  • Bilangan Binar

            Sistem bilangan binary menggunakan 2 macam symbol bilangan berbasis 2digit angka, yaitu 0 dan 1.
            Contoh bilangan 1001 dapat diartikan :


Bilangan Biner dan Desimal Bilangan Biner dan Desimal Reviewed by fortunez on May 25, 2018 Rating: 5

System bilangan (number system)

May 25, 2018
System bilangan (number system) adalah  suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item fisik. Sistem bilangan yang banyak dipergunakan oleh manusia adalah system biilangan desimal, yaitu sisitem bilangan yang menggunakan 10 macam symbol untuk mewakili suatu besaran.Sistem ini banyak digunakan karena manusia mempunyai sepuluh jari untuk dapat membantu perhitungan. Lain halnya dengan komputer, logika di komputer diwakili oleh bentuk elemen dua keadaan yaitu off (tidak ada arus) dan on (ada arus).
     style="display:block"
     data-ad-format="fluid"
     data-ad-layout-key="-hi-m+2y-56+2y"
     data-ad-client="ca-pub-5088237462544084"
     data-ad-slot="2493310980">

  1. Sistem ini menggunakan 10 macam symbol yaitu 0,1,2,3,4,5,6,7,8,dan 9. system ini menggunakan basis 10. Bentuk nilai ini dapat berupa integer desimal atau pecahan.

Integer desimal :
adalah nilai desimal yang bulat, misalnya 8598 dapat diartikan :







Absolue value merupakan nilai untuk masing-masing digit bilangan, sedangkan  position value adalah merupakan penimbang atau bobot dari masing-masing digit tergantung dari letak posisinya, yaitu nernilai basis dipangkatkan dengan urutan posisinya.
System bilangan (number system) System bilangan (number system) Reviewed by fortunez on May 25, 2018 Rating: 5

Algoritma Fundamental

May 21, 2018

Knuth (1973)menyajikan format algoritma yang dapat digunakan secara bebas untuk berbagai bahasa pemrograman, artinya dapat dengan mudah diimplementasikan menggunakan Pascal, C, Fortran, PL atau BASIC. Secara umum notasi dan aturan yang digunakan sebagai berikut :
1.      Nama/judul algoritma harus ditulis dengan huruf kapital Contoh : Algoritma BAGI DUA

2.      Berikan komentar dan penjelasan pendahuluan. Penjelasan secara singkat tentang algoritma.
Contoh : Algoritma BAGI DUA

Mencari akar persamaan dengan taksiran pertama xb dan xa

3.      Langkah-langkah. Algoritma tersusun menurut nomor langkah-langkah diawali dengan ‘[......]’ untuk memberikan keterangan tentang langkah tersebut.
Contoh : 1. [formulasikan f(x)]

4.      Komentar (comments). Komentar untuk penjelasan bagi pembaca ditulis dengan tanda (......)
5.      Pernyataan dan struktur Kontrol

Pernyataan adalah perintah yang terdapat didalam algoritm, sedangkan struktur kontrol untuk mengendalikan pernyataan yang digunakan. Pernyataan dan struktur kontrol terdiri dari :

a.       Perintah pemberian nilai menggunakan ↔, Contoh : A B (artinya A = B)
X 0 (artinya x bernilai 0)

X↔Y (artinya x dan y saling tukar)

b.      Pernyataan IF

Perintah yang digunakan:

       IF kondisi Then.....

       IF kondisi Then.....
else.....

c.       Pernyataan Case

Perintah ini untuk menyeleksi pilihan tertentu. Bentuknya : Select Case (ekspresi)
Case nilai 1 : Case nilai 2 Case nilai n : Default :
d.      Pernyataan Repeat

Perintah pengulangan digunakan dengan bentuk :

      Repeat for indeks = barisan nilai

      Repeat while ekspresi logika

      Repeat for indeks = barisan nilai while ekspresi logika

e.       Pernyataan Goto dan Exitloop

Perintah untuk melompat ke langkah yang telah ditentukan dan keluar dari pengulangan.
Bentuknya : Goto step.....
Exitloop

f.       Pernyataan Exit

Perintah untuk menghentikan algoritma.

6.      Nama-nama variabel harus ditulis dengan huruf besar

7.      Input dan output

Data dapat dimasukkan melalui variabel dengan pernyataan READ dengan bentuk : Read : NAMA VARIABEL
Untuk mencetak pesan-pesan/tulisan (diapit dengan tanda kutip) dan juga variabel digunakan pernyataan :
Write : tulisan dan atau nama variabel
8.      Prosedur


Bentuk prosedur digunakan untuk modul algoritma yang berdiri sendiri untuk menyelesaikan masalah tertentu. Pemakaian prosedur untuk masalah sederhana, sedangkan algoritma untuk masalah umum. Bentuk yang digunakan :
Procedure nama prosedur

9.      Fungsi

Sama dengan prosedur menggunakan bentuk : Function nama fungsi

Contoh 1.2.

Masalah : Mencari elemen terbesar dari data dengan n bilangan.

Buatlah algoritma dari masalah ini menggunakan

a.       Kode Semu

b.      Diagram Alir

c.       Algoritma Fundamental

Penyelesaian :

a. Kode semu (Pseudo Code) Algoritma Maksimum

1.      Mula-mula masukkan bilangan dalam register xi ke dalam register yang dinamakan maks.
2.      Untuk i = 2,3,....,n, lakukan : Bandingkan bilangan dalam register xi dengan bilangan dalam register maks. Jika bilangan dalam register xi lebih besar daripada bilangan dalam register maks, pindahkan bilangan dalam register xi ke register maks; jika tidak jangan lakukan apa-apa.

3.      Terakhir, bilangan dalam register maks adalah elemen terbesar di antara n bilangan.
                c. Algoritma Fundamental

Algoritma MAKSIMUM

Mencari elemen terbesar di dalam data dengan n bilangan.
1.      [Inisialisasi]

Maks    x1

2.      [Mulai Loop]

  2

3.      [Naikkan Pencacah]

  I + 1

4.      [Bandingkan] IF Maks < xi

THEN Maks   xi ELSE GOTO 3

5.      [Ulangi Loop] GOTO 3

6.      [Selesai] Exit



Algoritma Fundamental Algoritma Fundamental Reviewed by fortunez on May 21, 2018 Rating: 5

Kode Semu

May 21, 2018


Dalam merancang sebuah algoritma menggunakan kode semu, komponen-komponen input, output dan proses harus terdefinisi secara jelas. Disamping itu beberapa ketentuan dan aturan pendefinisian memang secara baku tidak ditemukan dalam beberapa buku literatur, namun aturan-aturan yang di ajukan dibawah ini akan membantu mempermudah perancangan algoritma dan evaluasi serta analisis algoritma. Aturan-aturan tersebut :
1.      Kode semu harus dimulai dengan judul. Aturan ini secara mudah dapat dimengerti fungsi dan manfaatnya. Judul harus dapat menjelaskan spesifikasi masalah yang dirancang algoritmanya. Penulisannya dapat dengan huruf kapital semuanya atau tidak.
2.      Kode semu harus ditulis dengan nomor yang menunjukkan urutan-urutan langkah-langkah dalam algoritma.
3.      Pendeklarasian variabel, konstanta, parameter, rumus dan pernyataan harus sederhana


     style="display:block"
     data-ad-client="ca-pub-5088237462544084"
     data-ad-slot="7540386431"
     data-ad-format="auto">


Contoh. 1.1


Bandingkan kedua algoritma ini. Masalah : Mencari akar-akar persamaan non linear dengan metode bagi dua.
A.    Kode semu yang dirancang tidak menggunakan aturan. Penyelesaian:
1.      Formulasikan sebuah persaman non linier

2.      Cari nilai bawah xb yang menyebabkan nilai fungsif(xb) positif atau negatif, kemudian cari nilai atas xa yang menyebabkan nilai fungsi f(xa) berlawanan (positif negatif) dengan nilai bawah.
3.      Bandingkan nilai f(xb) dengan f(xa)

4.      Jika f(xb).f(xa) > 0 maka ulangi langkah 2

5.      Jika f(xb).f(xa) < 0 maka bagi dua interval xb dengan xa. Ulangi langkah 3

6.      Jika f(xb).f(xa) = 0 maka iterasi berhenti, akar-akar persamaan x diperoleh


B.     Kode semu yang dirancang menggunakan aturan

Penyelesaian:

Algoritma Bagi Dua

1.      Formulasikan masalah f(x)

2.      Cari taksiran bawah (xb) dan taksiran atas (xa)

3.      Bandingkan dan evaluasi, jika f(xb).f(xa) > 0 maka ulangi langkah 2

4.      Jika f(xb).f(xa) < 0 maka bagi dua interval dengan (xb+xa) / 2, kembali bandingkan dan evaluasi.

5.      Jika f(xb).f(xa) = 0 maka iterasi berhenti, akar-akar persamaan x diperoleh

Kode Semu Kode Semu Reviewed by fortunez on May 21, 2018 Rating: 5

Diagram Alir

May 20, 2018

Algoritma ini menggunakan sejumlah simbol untuk menyatakan kegiatan-kegiatan secara keseluruhan. Simbol dan artinya dalam diagram alir sebagai berikut:
     style="display:block"
     data-ad-format="fluid"
     data-ad-layout-key="-hi-m+2y-56+2y"
     data-ad-client="ca-pub-5088237462544084"
     data-ad-slot="2493310980">




Diagram Alir Diagram Alir Reviewed by fortunez on May 20, 2018 Rating: 5

Konsep Dasar Algoritma

May 20, 2018
Algoritma adalah kumpulan instruksi/perintah yang dibuat secara jelas dan sistematis berdasarkan urutan yang logis (logika) untuk penyelesaian suatu masalah. French,C.S. (1984) menyatakan sejumlah konsep yang mempunyai relevansi dengan masalah rancangan program yaitu kemampuan komputer, kesulitan dan ketepatan. Penerapan dari konsep tersebut biasanya digunakan dalam rancangan algoritma. Dalam merancang sebuah algoritma, Fletcher (1991) memberikan beberapa cara atau metode yaitu kumpulan perintah, ekspresi, tabel instruksi, program komputer, kode semu dan flow chart, sedangkan Knuth (1973) menyarankan algoritma fundamental. Untuk keperluan matematika dan program komputer metode yang sering digunakan yaitu : 1. Diagram Alir (Flow Chart) 2. Kode Semu (Pseudo Code) 3. Algoritma Fundamental Knuth (1973) menyatakan 5 komponen utama dalam algoritma yaitu finiteness, definiteness, input, output dan effectiveness. Sehingga dalam merancang sebuah algoritma ada 3 (tiga) komponen yang harus ada yaitu: 1. Komponen masukan (input) Komponen ini biasanya terdiri dari pemilihan variable, jenis variable, tipe variable, konstanta dan parameter (dalam fungsi). 2. Komponen keluaran (output) Komponen ini merupakan tujuan dari perancangan algoritma dan program. Permasalahan yang diselesaikan dalam algoritma dan program harus ditampilkan dalam komponen keluaran. Karakteristik keluaran yang baik adalah benar (menjawab) permasalahan dan tampilan yang ramah (Frendly). 3. Komponen proses (processing) Komponen ini merupakan bagian utama dan terpenting dalam merancang sebuah algoritma. Dalam bagian ini terdapat logika masalah, logika algoritma (sintaksis dan semantik), rumusan, metode (rekursi, perbandingan, penggabungan, pengurangan dan lain-lain).
Konsep Dasar Algoritma Konsep Dasar Algoritma Reviewed by fortunez on May 20, 2018 Rating: 5

Entri yang Diunggulkan

Powered by Blogger.