Mutasi warna

May 29, 2018
Bagaimana Mutasi warna tercipta ???

Berdasarkan genetika warna dibagi menjadi 5:
1. Dominant
2. Resesif
3. Incomplete Dominant
4. Co-dominant
5. Multifactorial.

1. Gen Dominant
Gen Dominan adalah Gen yang tampak dalam bentuk yang nyata (visual) dan bisa menutupi Gen ekspresi lainnya (Gen Resesif dalam istilah Lovebird Split).Gen ini mempunyai Factor penurun sifat. Single Factor dan Double Factor. Tidak ada Split Dominant.
Mutasi warnanya adalah  Pied dan slaty

2. Gen Resesif
Gen Resesif adalah gen yang tidak tampak secara visual jika dipasangkan dengan Gen Dominant biasanya di sebut SPLIT. Namun bisa menjadi visual jika dipasangkan dengan Gen resesif yang sama. Split biasanya diberi kode "I" atau "/". Mutasi warnanya adalah blue, Lutino, DEC, Pastel, Bronze Fallow, Faded, Rec.Pied, Dilute, pale Fallow Dan Dun Fallow

3. Incomplete Dominant
Gen Incomplete Dominant adalah Gen Dominant yang tidak sempurna yang bercampur menjadi satu dengan Gen lainnya. Gen ini akan selalu tampak secara Visual di semua warna burung. Gen ini mempunyai Factor penurun sifat. Single Factor dan Double Factor. Tidak ada Split incomplete Dominant.
Mutasi warnanya Violet, Dark Factor, Dominant edge (Spangle), Misty, Euwing

4. Co-dominant
adalah Gen resesif yang tidak bercampur menjadi satu dengan Gen resesif melainkan terpisah satu satu membentuk mutasi warna. Co-dominant terjadi pada burung LUtino, pastel, DEC dan Bronze fallow.  Co-dominant yang lain adalah Turquoise dan blue.

5. Multifactorial
Adalah Gen yang terbentuk secara tidak diduga dan tidak bisa dicetak secara sengaja. Terjadi begitu saja. Induk dapat menurunkan Gen Multifactorial tetapi Gen Multifactorial itu sendiri tidak bisa menurunkan keanaknya.
Mutasinya Half sider, molted

Berdasarkan Penentu kelamin dibagi menjadi 2
1. Non Sex-linked
Tidak mempunyai penentu kelamin. Jenis kelamin induk tidak berpengaruh pada kelamin anak.
Semua mutasi warna selain Biola

2. Sex-Linked
Sex-linked adalah Gen yang mempunyai Penentu Kelamin (Sex-Liked) dan RESESIF. Artinya jenis kelamin burung bisa ditentukan dari induk yang dipasangkan.
Mutasi warnanya adalah Biola


     style="display:block"
     data-ad-client="ca-pub-5088237462544084"
     data-ad-slot="1679126025"
     data-ad-format="auto">



Bagaimana persilangannya mutasinya???

Ilustrasi

1. Dominant x Dominant anak 100% Dominant
Green x Green anak 100% Green

2. Dominant x Resesif
Green x Blue maka anak 100% Green split blue (Green/Blue)
Warna yang muncul adalah Green warna biru tertutup.

3. Resesif x Resesif Anak100% resesive
Blue x Blue anak 100% Blue.

4. Incomplete dominant.
Persilangan dengan incomplete dominant :
A. Non Factor x Single Factor = 50% Non Factor dan 50% SF
B. Single Factor x Single Factor = 25% Non factor, 50% Single Factor dan 25% Double Factor
C. Single Factor x Double Factor = 50% Single Factor dan 50% Double Factor
D. Non Factor x Double Factor = 100% Single Factor
E. Double Factor x Double Factor = 100% Double Factor.

5 Sex-linked
Persilangan Sex-linked sama denga Opaline dan persilangan mutasi warnanya sama dengan Gen resesif.
Mutasi warna Mutasi warna Reviewed by fortunez on May 29, 2018 Rating: 5

Bilangan Biner dan Desimal

May 24, 2018
  • Pecahan desimal :

Adalah nilai desimal yang mengandung nilai pecahan dibelakang koma, misalnya nilai 183,75 adalah pecahan desimal yang dapat diartikan :


     style="display:block"
     data-ad-client="ca-pub-5088237462544084"
     data-ad-slot="4832124746"
     data-ad-format="auto">
  • Bilangan Binar

            Sistem bilangan binary menggunakan 2 macam symbol bilangan berbasis 2digit angka, yaitu 0 dan 1.
            Contoh bilangan 1001 dapat diartikan :


Bilangan Biner dan Desimal Bilangan Biner dan Desimal Reviewed by fortunez on May 24, 2018 Rating: 5

System bilangan (number system)

May 24, 2018
System bilangan (number system) adalah  suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item fisik. Sistem bilangan yang banyak dipergunakan oleh manusia adalah system biilangan desimal, yaitu sisitem bilangan yang menggunakan 10 macam symbol untuk mewakili suatu besaran.Sistem ini banyak digunakan karena manusia mempunyai sepuluh jari untuk dapat membantu perhitungan. Lain halnya dengan komputer, logika di komputer diwakili oleh bentuk elemen dua keadaan yaitu off (tidak ada arus) dan on (ada arus).
     style="display:block"
     data-ad-format="fluid"
     data-ad-layout-key="-hi-m+2y-56+2y"
     data-ad-client="ca-pub-5088237462544084"
     data-ad-slot="2493310980">

  1. Sistem ini menggunakan 10 macam symbol yaitu 0,1,2,3,4,5,6,7,8,dan 9. system ini menggunakan basis 10. Bentuk nilai ini dapat berupa integer desimal atau pecahan.

Integer desimal :
adalah nilai desimal yang bulat, misalnya 8598 dapat diartikan :







Absolue value merupakan nilai untuk masing-masing digit bilangan, sedangkan  position value adalah merupakan penimbang atau bobot dari masing-masing digit tergantung dari letak posisinya, yaitu nernilai basis dipangkatkan dengan urutan posisinya.
System bilangan (number system) System bilangan (number system) Reviewed by fortunez on May 24, 2018 Rating: 5

Algoritma Fundamental

May 20, 2018

Knuth (1973)menyajikan format algoritma yang dapat digunakan secara bebas untuk berbagai bahasa pemrograman, artinya dapat dengan mudah diimplementasikan menggunakan Pascal, C, Fortran, PL atau BASIC. Secara umum notasi dan aturan yang digunakan sebagai berikut :
1.      Nama/judul algoritma harus ditulis dengan huruf kapital Contoh : Algoritma BAGI DUA

2.      Berikan komentar dan penjelasan pendahuluan. Penjelasan secara singkat tentang algoritma.
Contoh : Algoritma BAGI DUA

Mencari akar persamaan dengan taksiran pertama xb dan xa

3.      Langkah-langkah. Algoritma tersusun menurut nomor langkah-langkah diawali dengan ‘[......]’ untuk memberikan keterangan tentang langkah tersebut.
Contoh : 1. [formulasikan f(x)]

4.      Komentar (comments). Komentar untuk penjelasan bagi pembaca ditulis dengan tanda (......)
5.      Pernyataan dan struktur Kontrol

Pernyataan adalah perintah yang terdapat didalam algoritm, sedangkan struktur kontrol untuk mengendalikan pernyataan yang digunakan. Pernyataan dan struktur kontrol terdiri dari :

a.       Perintah pemberian nilai menggunakan ↔, Contoh : A B (artinya A = B)
X 0 (artinya x bernilai 0)

X↔Y (artinya x dan y saling tukar)

b.      Pernyataan IF

Perintah yang digunakan:

       IF kondisi Then.....

       IF kondisi Then.....
else.....

c.       Pernyataan Case

Perintah ini untuk menyeleksi pilihan tertentu. Bentuknya : Select Case (ekspresi)
Case nilai 1 : Case nilai 2 Case nilai n : Default :
d.      Pernyataan Repeat

Perintah pengulangan digunakan dengan bentuk :

      Repeat for indeks = barisan nilai

      Repeat while ekspresi logika

      Repeat for indeks = barisan nilai while ekspresi logika

e.       Pernyataan Goto dan Exitloop

Perintah untuk melompat ke langkah yang telah ditentukan dan keluar dari pengulangan.
Bentuknya : Goto step.....
Exitloop

f.       Pernyataan Exit

Perintah untuk menghentikan algoritma.

6.      Nama-nama variabel harus ditulis dengan huruf besar

7.      Input dan output

Data dapat dimasukkan melalui variabel dengan pernyataan READ dengan bentuk : Read : NAMA VARIABEL
Untuk mencetak pesan-pesan/tulisan (diapit dengan tanda kutip) dan juga variabel digunakan pernyataan :
Write : tulisan dan atau nama variabel
8.      Prosedur


Bentuk prosedur digunakan untuk modul algoritma yang berdiri sendiri untuk menyelesaikan masalah tertentu. Pemakaian prosedur untuk masalah sederhana, sedangkan algoritma untuk masalah umum. Bentuk yang digunakan :
Procedure nama prosedur

9.      Fungsi

Sama dengan prosedur menggunakan bentuk : Function nama fungsi

Contoh 1.2.

Masalah : Mencari elemen terbesar dari data dengan n bilangan.

Buatlah algoritma dari masalah ini menggunakan

a.       Kode Semu

b.      Diagram Alir

c.       Algoritma Fundamental

Penyelesaian :

a. Kode semu (Pseudo Code) Algoritma Maksimum

1.      Mula-mula masukkan bilangan dalam register xi ke dalam register yang dinamakan maks.
2.      Untuk i = 2,3,....,n, lakukan : Bandingkan bilangan dalam register xi dengan bilangan dalam register maks. Jika bilangan dalam register xi lebih besar daripada bilangan dalam register maks, pindahkan bilangan dalam register xi ke register maks; jika tidak jangan lakukan apa-apa.

3.      Terakhir, bilangan dalam register maks adalah elemen terbesar di antara n bilangan.
                c. Algoritma Fundamental

Algoritma MAKSIMUM

Mencari elemen terbesar di dalam data dengan n bilangan.
1.      [Inisialisasi]

Maks    x1

2.      [Mulai Loop]

  2

3.      [Naikkan Pencacah]

  I + 1

4.      [Bandingkan] IF Maks < xi

THEN Maks   xi ELSE GOTO 3

5.      [Ulangi Loop] GOTO 3

6.      [Selesai] Exit



Algoritma Fundamental Algoritma Fundamental Reviewed by fortunez on May 20, 2018 Rating: 5

Kode Semu

May 20, 2018


Dalam merancang sebuah algoritma menggunakan kode semu, komponen-komponen input, output dan proses harus terdefinisi secara jelas. Disamping itu beberapa ketentuan dan aturan pendefinisian memang secara baku tidak ditemukan dalam beberapa buku literatur, namun aturan-aturan yang di ajukan dibawah ini akan membantu mempermudah perancangan algoritma dan evaluasi serta analisis algoritma. Aturan-aturan tersebut :
1.      Kode semu harus dimulai dengan judul. Aturan ini secara mudah dapat dimengerti fungsi dan manfaatnya. Judul harus dapat menjelaskan spesifikasi masalah yang dirancang algoritmanya. Penulisannya dapat dengan huruf kapital semuanya atau tidak.
2.      Kode semu harus ditulis dengan nomor yang menunjukkan urutan-urutan langkah-langkah dalam algoritma.
3.      Pendeklarasian variabel, konstanta, parameter, rumus dan pernyataan harus sederhana


     style="display:block"
     data-ad-client="ca-pub-5088237462544084"
     data-ad-slot="7540386431"
     data-ad-format="auto">


Contoh. 1.1


Bandingkan kedua algoritma ini. Masalah : Mencari akar-akar persamaan non linear dengan metode bagi dua.
A.    Kode semu yang dirancang tidak menggunakan aturan. Penyelesaian:
1.      Formulasikan sebuah persaman non linier

2.      Cari nilai bawah xb yang menyebabkan nilai fungsif(xb) positif atau negatif, kemudian cari nilai atas xa yang menyebabkan nilai fungsi f(xa) berlawanan (positif negatif) dengan nilai bawah.
3.      Bandingkan nilai f(xb) dengan f(xa)

4.      Jika f(xb).f(xa) > 0 maka ulangi langkah 2

5.      Jika f(xb).f(xa) < 0 maka bagi dua interval xb dengan xa. Ulangi langkah 3

6.      Jika f(xb).f(xa) = 0 maka iterasi berhenti, akar-akar persamaan x diperoleh


B.     Kode semu yang dirancang menggunakan aturan

Penyelesaian:

Algoritma Bagi Dua

1.      Formulasikan masalah f(x)

2.      Cari taksiran bawah (xb) dan taksiran atas (xa)

3.      Bandingkan dan evaluasi, jika f(xb).f(xa) > 0 maka ulangi langkah 2

4.      Jika f(xb).f(xa) < 0 maka bagi dua interval dengan (xb+xa) / 2, kembali bandingkan dan evaluasi.

5.      Jika f(xb).f(xa) = 0 maka iterasi berhenti, akar-akar persamaan x diperoleh

Kode Semu Kode Semu Reviewed by fortunez on May 20, 2018 Rating: 5

Diagram Alir

May 20, 2018

Algoritma ini menggunakan sejumlah simbol untuk menyatakan kegiatan-kegiatan secara keseluruhan. Simbol dan artinya dalam diagram alir sebagai berikut:
     style="display:block"
     data-ad-format="fluid"
     data-ad-layout-key="-hi-m+2y-56+2y"
     data-ad-client="ca-pub-5088237462544084"
     data-ad-slot="2493310980">




Diagram Alir Diagram Alir Reviewed by fortunez on May 20, 2018 Rating: 5

Konsep Dasar Algoritma

May 20, 2018
Algoritma adalah kumpulan instruksi/perintah yang dibuat secara jelas dan sistematis berdasarkan urutan yang logis (logika) untuk penyelesaian suatu masalah. French,C.S. (1984) menyatakan sejumlah konsep yang mempunyai relevansi dengan masalah rancangan program yaitu kemampuan komputer, kesulitan dan ketepatan. Penerapan dari konsep tersebut biasanya digunakan dalam rancangan algoritma. Dalam merancang sebuah algoritma, Fletcher (1991) memberikan beberapa cara atau metode yaitu kumpulan perintah, ekspresi, tabel instruksi, program komputer, kode semu dan flow chart, sedangkan Knuth (1973) menyarankan algoritma fundamental. Untuk keperluan matematika dan program komputer metode yang sering digunakan yaitu : 1. Diagram Alir (Flow Chart) 2. Kode Semu (Pseudo Code) 3. Algoritma Fundamental Knuth (1973) menyatakan 5 komponen utama dalam algoritma yaitu finiteness, definiteness, input, output dan effectiveness. Sehingga dalam merancang sebuah algoritma ada 3 (tiga) komponen yang harus ada yaitu: 1. Komponen masukan (input) Komponen ini biasanya terdiri dari pemilihan variable, jenis variable, tipe variable, konstanta dan parameter (dalam fungsi). 2. Komponen keluaran (output) Komponen ini merupakan tujuan dari perancangan algoritma dan program. Permasalahan yang diselesaikan dalam algoritma dan program harus ditampilkan dalam komponen keluaran. Karakteristik keluaran yang baik adalah benar (menjawab) permasalahan dan tampilan yang ramah (Frendly). 3. Komponen proses (processing) Komponen ini merupakan bagian utama dan terpenting dalam merancang sebuah algoritma. Dalam bagian ini terdapat logika masalah, logika algoritma (sintaksis dan semantik), rumusan, metode (rekursi, perbandingan, penggabungan, pengurangan dan lain-lain).
Konsep Dasar Algoritma Konsep Dasar Algoritma Reviewed by fortunez on May 20, 2018 Rating: 5

Entri yang Diunggulkan

Powered by Blogger.